A. Nissa Puspa .N
Kamis, 30 Mei 2013
Jumat, 22 Februari 2013
Kamis, 27 Desember 2012
Teori Belajar
Dalam psikologi dan pendidikan , pembelajaran secara umum didefinisikan sebagai suatu proses yang menyatukan kognitif, emosional, dan lingkungan pengaruh dan pengalaman untuk memperoleh, meningkatkan, atau membuat perubahan’s pengetahuan satu, keterampilan, nilai, dan pandangan dunia (Illeris, 2000; Ormorod, 1995).
Belajar sebagai suatu
proses berfokus pada apa yang terjadi ketika belajar berlangsung. Penjelasan
tentang apa yang terjadi merupakan teori-teori
belajar. Teori
belajar adalah upaya untuk menggambarkan
bagaimana orang dan hewan belajar, sehingga membantu kita memahami proses
kompleks inheren pembelajaran.
Macam-macam Teori
Belajar
Ada tiga kategori utama
atau kerangka filosofis mengenai teori-teori
belajar, yaitu: teori
belajar behaviorisme, teori belajar kognitivisme, dan teori
belajar konstruktivisme. Teori belajar behaviorisme hanya
berfokus pada aspek objektif diamati pembelajaran. Teori kognitif melihat
melampaui perilaku untuk menjelaskan pembelajaran berbasis otak. Dan
pandangan konstruktivisme belajar sebagai sebuah proses di mana pelajar aktif
membangun atau membangun ide-ide baru atau konsep.
Teori behavioristik adalah sebuah teori
yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai
hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran
psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah
pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai
aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang
tampak sebagai hasil belajar.
Teori behavioristik dengan model
hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu
yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau
pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan
penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
2. Teori Belajar kognitivisme
Teori belajar kognitif mulai berkembang
pada abad terakhir sebagai protes terhadap teori perilaku yang yang telah
berkembang sebelumnya. Model kognitif ini memiliki perspektif bahwa para
peserta didik memproses infromasi dan pelajaran melalui upayanya mengorganisir,
menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan
pengetahuan yang telah ada. Model ini menekankan pada bagaimana informasi
diproses.
Peneliti yang
mengembangkan teori kognitif ini adalah
Ausubel, Bruner, dan Gagne. Dari ketiga peneliti ini, masing-masing memiliki
penekanan yang berbeda. Ausubel menekankan pada apsek pengelolaan (organizer)
yang memiliki pengaruh utama terhadap belajar.Bruner bekerja pada
pengelompokkan atau penyediaan bentuk konsep sebagai suatu jawaban atas
bagaimana peserta didik memperoleh informasi dari lingkungan.
3. Teori Belajar Konstruktivisme
Kontruksi berarti bersifat
membangun, dalam konteks filsafat pendidikan dapat diartikan Konstruktivisme
adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern.
Konstruktivisme merupakan
landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual yaitu bahwa
pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas
melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong.
Pengetahuan bukanlah
seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan
diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui
pengalaman nyata.
Dengan teori konstruktivisme
siswa dapat berfikir untuk menyelesaikan masalah, mencari idea dan membuat
keputusan. Siswa akan lebih paham karena mereka terlibat langsung dalam mebina pengetahuan baru, mereka akan lebih
pahamdan mampu mengapliklasikannya dalam semua situasi. Selian itu siswa
terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua
konsep.
Kamis, 08 November 2012
Urbanisasi
Urbanisasi
"Urbanisasi" sebagai suatu gejala sosial tidak berdiri sendiri, tetapi
erat pula hubungannya dengan aspek-aspek lainnya seperti misalnya bidang
ekonomi, pendidikan, industrialisasi, transportasi, komunikasi dan sebagainya.
Pengertian
Urbanisasi
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi
adalah masalah yang cukup serius bagi kita semua. Persebaran penduduk yang
tidak merata antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai permasalahan
kehidupan sosial kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota yang
signifikan tanpa didukung dan diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan,
fasilitas umum, aparat penegak hukum, perumahan, penyediaan pangan, dan lain
sebagainya tentu adalah suatu masalah yang harus segera dicarikan jalan
keluarnya.
@CN_tower _toronto
A. Faktor Penarik Terjadinya Urbanisasi
- Kehidupan kota yang lebih modern
- Sarana dan prasarana kota lebih lengkap (transportasi yg mudah)
- Banyak lapangan pekerjaan di kota
- Pendidikan sekolah dan perguruan tinggi lebih baik dan berkualitas
B. Faktor Pendorong Terjadinya Urbanisasi
- Lahan pertanian semakin sempit
- Merasa tidak cocok dengan budaya tempat asalnya
- Menganggur karena tidak banyak lapangan pekerjaan di desa
- Terbatasnya sarana dan prasarana di desa
- Diusir dari desa asal
- Memiliki impian kuat menjadi orang kaya
C. Keuntungan Urbanisasi
- Memoderenisasikan warga desa
- Menambah pengetahuan warga desa
- Menjalin kerja sama yang baik antarwarga suatu daerah
- Mengimbangi masyarakat kota dengan masyarakat desa
D. Akibat urbanisasi
- Terbentuknya suburb tempat-tempat pemukiman baru dipinggiran kota
- Makin meningkatnya tuna karya (orang-orang yang tidak mempunyai pekerjaan tetap)
- Masalah perumahan yg sempit dan tidak memenuhi persyaratan kesehatan
- Lingkungan hidup tidak sehat, timbulkan kerawanan sosial dan kriminal
Sumber
: id.wikipedia.org/wiki/Urbanisasi
@lalin_jakarta_raya
@rio_de_janeiro_pemandangan_pemukiman_akibat_urbanisasi
Dampak
Urbanisasi
"Berbicara
masalah "urbanisasi" sebenarnya tidak dapat kita
lepaskan dari masalah kependudukan. Sebagaimana diketahui bahwa hubungan yang
erat dan keterkaitan antara pertumbuhan penduduk yang cepat dengan masalah "urbanisasi".
Pada saat sekarang ini, salah satu
masalah yang paling menonjol yang dihadapi dunia, adalah masalah kependudukan
dengan segala aspek yang diakibatkannya terhadap kehidupan umat manusia.
"Urbanisasi" merupakan
proses sosial dan proses kependudukan yang wajar. Namun demikian, "urbanisasi"
dapat juga menimbulkan problema-problema seperti tuna karya, tuna wisma, tuna
susila, kemacetan lalu lintas, kurangnya sarana kesehatan, sekolah, perumahan,
pekerjaan, gangguan keamanan dan lain-lain di daerah perkotaan.
Faktor penyebab "urbanisasi"
di suatu negara dengan negara lain agak berlainan, namun secara umum dapat
dikatakan bahwa "urbanisasi" terjadi akibat ketimpangan
keruangan (spitial imbalances) termasuk di dalamnya ketimpangan penduduk dan
ekonomi.
Kota yang sedang membangun
seringkali menyedot banyak tenaga kerja dari daerah pedesaan yang memang
kelebihan tenaga untuk pekerjaan yang tidak menuntut skill. Bahkan seringkali
orang asal pedesaan pergi ke kota karena lebih didorong oleh keadaan desa
mereka yang tidak dapat lagi memberikan jaminan hidup yang layak.
Bagi kota yang mulai padat
penduduknya, maka pertambahan penduduk setiap tahun jauh melampaui kemungkinan
kesempatan kerja, sehingga keadaan ini akan menimbulkan banyak pengangguran.
Solusi
Urbanisasi
Selain langkah-langkah tersebut di
atas, juga dapat dilaksanakan berbagai upaya preventif yang dapat mencegah
terjadinya "urbanisasi", antara lain:
1. Mengantisipasi perpindahan
penduduk dari desa ke kota, sehingga "urbanisasi" dapat
ditekan.
2. Memperbaiki tingkat ekonomi
daerah pedesaan, sehingga mereka mampu hidup dengan penghasilan yang diperoleh
di desa.
3. Meningkatan fasilitas pendidikan,
kesehatan dan rekreasi di daerah pedesaan, sehingga membuat mereka kerasan
'betah' tinggal di desa mereka masing-masing.
4. Dan langkah-langkah lain yang
kiranya dapat mencegah mereka untuk tidak berbondong-bondong berpindah ke kota.
Berbagai
langkah tersebut di atas akan dapat dilaksanakan apabila ada jalinan kerja sama
yang baik antara masyarakat dan pihak pemerintah. Dalam hal ini partisipasi
aktif masyarakat sangat diperlukan, sehingga program-program pembangunan akan
berjalan lebih tertib dan lancar. Dan tujuan pembangunan nasional yaitu
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya sebagai suatu ethopia atau cita-cita
belaka.
@chicago in 1820 with population 15
@chicago in 1820 with population 55.000
@chicago in 1820 with population 1.698.575
Langganan:
Postingan (Atom)