PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN DAN
LINGKUNGAN HIDUP
PENGARUH BUDAYA LOKAL TERHADAP KELESTARIAN LINGKUNGAN
Kelompok 4 :
1.
Denara Nurul TK (1110015000004)
2.
Oni Restiawati (1110015000023)
3.
Ruqoyah F.A (1110015000026)
4.
Ayu Nissa P.N (1110015000034)
5.
Frisca Fauzia (1110015000038)
JURUSAN PENDIDIKAN IPS III C
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2011
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Shalawat dan salam kami sanjungkan kepada
Nabi Muhammad SAW, yang dengan izin Allah telah membawa kita dari zaman
kebodohan ke zaman yang penuh dengan ilmu
pengetahuan.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai salah satu
bahan penunjang materi pembelajaran “Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan
Hidup”. Melalui makalah ini kami mencoba memberikan penjelasan mengenai
“Pengaruh Budaya Lokal Terhadap Kelestarian Lingkungan”.
Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Dr. Faridal Arkam M.Pd sebagai Dosen
Mata Kuliah Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH).
Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para
pembaca semua. Dengan kata lain dapat memahami tentang bagaimana pengaruh
budaya lokal terhadap kelestarian lingkungan yang kami lakukan observasi pada
lingkungan kami. Sebagai manusia biasa, kami tidak luput dari kesalahan. Kami mengharapkan
kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini.
Ciputat, 29 Desember 2011
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara dengan
memiliki banyak pulau dengan kekayaan sumber daya alam yang beraneka ragam.
Karena Indonesia merupakan Negara kepulauan sudah tentu sangat beragam pula masalah
yang akan ditimbulkan oleh negeri ini. Masalah lingkungan yang sering menjadi
pokok permasalahan bangsa ini, permasalahan ini tidak pernah ada habisnya. Saat
masalah yang lain belum selesai, timbul permasalahan baru. Permasalahan ini
biasa terjadi karena pendekatan penggunaan teknologi dalam rangka eksploitasi
sumber daya alam sebagai bahan baku produksi yang kurang memperhatikan
lingkungan.
Dengan dibuatnya makalah ini, kami
mengadakan observasi kecil terhadap lingkungan yang kami tempati sebagai sampel
dari makalah Pendidikan Kependudukan Lingkungan Hidup. Wilayah observasi hanya
mencakup sebagian kecil Indonesia yaitu dari tingkat RT (Rukun Tetangga). Observasi
bertujuan untuk mengetahui bagaimana keadaan lingkungan disekitar kami dan mengamati juga bagaimana penduduk setempat
berperan aktif dalam melestarikan lingkungannya. Program-program kerja yang
dicanangkan biasanya banyak yang berkaitan dengan lingkungan hidup.
B.
Rumusan Masalah
1.
Dimanakah letak
wilayah yang dijadikan observasi?
2.
Bagaimanakah
Struktur keprmerintahan dalam Tingkat RT tersebut?
3.
Adakah warga
yang dijadikan Tokoh Masyarakat karena peran pentingnya dalam daerah tersebut?
4.
Bagaimanakan
keadaan lingkunngan hidup daerah tersebut?
5.
Apa sajakah
kegiatan yang sering dilakukan masyarakat setempat dalam melestarikan
lingkungan hidup?
6.
Bagaimanakah
keadaan sosial ekonomi masyarakat daerah setempat?
7.
Bagaimanakah
kepedulian masyarakat terhadap
lingkungan disekitarnya?
8.
Bagaimanakah
tanggapan pemakalah tentang pengaruh budaya lokal terhadap kelestarian
lingkungan?
C. Tujuan Masalah
1.
Untuk
mengetahui letak wilayah yang dijadikan observasi.
2.
Untuk
mengetahui Struktur keprmerintahan dalam Tingkat RT tersebut.
3.
Untuk
mengetahui warga yang dijadikan Tokoh Masyarakat karena peran pentingnya dalam
daerah tersebut.
4.
Untuk
mengetahui keadaan lingkungan hidup daerah tersebut.
5.
Untuk
mengetahui kegiatan yang sering dilakukan masyarakat setempat dalam
melestarikan lingkungan hidup.
6.
Untuk
mengetahui keadaan sosial ekonomi masyarakat daerah setempat.
7.
Untuk
mengetahui kepedulian masyarakat terhadap
lingkungan disekitarnya.
8.
Untuk
mengetahui tanggapan pemakalah tentang pengaruh budaya lokal terhadap
kelestarian lingkungan.
BAB II
PEMBAHASAN
Hasil Observasi Denara Nurul Titiankasih & Ayu Nissa Puspa
Negara
Hunian yang asri, teduh, aman dan
nyaman adalah impian semua keluarga, karna istilah “Rumahku Surga ku” itu bisa
dikatakan kebenaran, dimana sebuah rumah atau tempat tinggal sangatlah penting
untuk manusia pada umumnya. Tak kalah pentingnya juga sebuah Lingkungan atau
daerah yang ada di sekelilinhnya, karna dari lingkungan itulah pembentukan
perkembangan sebuah karakter akan terbentuk, baik atau tidak nya bisa di lihat
dari lingkungan itu sendiri.
Di sini saya melakukan observasi, sebuah hunian yang asri dan
nyaman bernama “Perumahan Villa Pertiwi” yang mana letak strategisnya berada di Jln. Raya Bogor
Kecamatan.Cilodong Kelurahan.Sukamaju
Kota Depok Rt05/Rw013. Untuk memudahkan komunikasi dan sosialisasi antar warga
di bentuk kepengurusan RT dan RW, pada tingkatan Rw 013 di kepalai oleh Bapak
H. Sugiono sedangkan dalam wilayah Rt 05 di kepalai oleh Bapak Triwaluyo untuk
Bendahara RT sendiri di pegang oleh Bapak Zaenal dan Sekretaris RT di pegang
oleh Bapak Sugianto. Selain para pengurus tersebut terdapat juga istilah tokoh
masyarakat, di sini yang di lihat sebagai contoh yang baik untuk masyarakat
ialah Bapak H.Ombang yang biasa di anggap Ustadz setempat, begitu juga dengan
Bapak Topik dan Bapak Zainal yang di kenal sebagai petua atau penasehat di
sini. Pada umumnya latar belakang ekonomi di perumahan ini tergolong sejahtera,
rata-rata pekerjaan nya ialah Pegawai Negri Sipil, Pegawai dan Karyawan (PAM
dan PLN).
Untuk kegiatannya sendiri di
perumahan ini bisa di bilang sangat aktif dan kreatif, kegiatan-kegiatan yang
positif dan bermanfaa’at selalu rutin di adakan baik yang bernilai religi,
sosial, kesehatan, maupun kebersihan dan kepedulian terhadap lingkungan hidup.
Kegiatan sosial dan religi:
v Kerja bakti setiap minggu nya.
v Setiap minngu nya di adakan olahraga
bersama di balewarga dan juga senam sehat khusus ibu-ibu setiap hari selasa dan
kamis sore.
v Mengadakan arisan bapak-bapak dan
ibu-ibu.
v Setiap hari perayaan di adakan
acara, seperti perayaan 17 Agustus, perayaan Hari Ibu, perayaan Isra’ mi’raj
dll.
v Para remaja Karang Taruna juga aktif
dan Kreatif.
v Mengadakan Majlis Ta’lim tiap minggu
nya, anak-anak, remaja, dan orang tua.
v Koprasi masyarakat.
Kegiatan kesehatan dan kepedulian
terhadap Lingkungan Hidup:
v Mengadakan peninjauan Lingkungan
apotik hidup.
v Mewajibkan penanamantumbuh-tumbuhan
pada tiap-tiap rumah.
v Posyandu.
v Pembagian obat anti Kaki Gajah
setiap bulannya.
Kepedulian masyarakat setempat dengan lingkungan sekitarnya sudah
hampir 95% di lihat dari kekompakan tiap-tiap individu nya, sehingga bisa
menciptakan Lingkungan mereka menjadi aman, nyaman, tentram dan teduh ( dari
segi lingkungannya). Karna kekompakan nya itulah tercipta suasana lingkungan
yang sehat dan bersih. Terbukti dengan adanya kegiatan-kegiatan yang mengandung
unsur kesehatan dan kebersihan tersebut.
Hasil Observasi Oni Restiawati & Frisca Fauzia Khairunnissa
1.
Letak Wilayah
Observasi
Jalan Lembang 2 Lama RT.003/03
Kelurahan Sudimara Barat
Kecamatan Ciledug
Kota Tangerang
Provinsi banten
2.
Sruktur
Kepemerintahan Tingkat RT
Ketua RW : Kusnadi
Ketua RT : Cecep Supriadi
3.
Tokoh
Masyarakat
a.
Drs. Ngadiyat
b.
Sodri Kurniawan
S.Ag
c.
Drs. H. Misik
Natari
d.
H. Alwanih
e.
H. Asmawi
4.
Keadaan
Lingkungan RT Setempat
Lingkungan dalam kawasan RT 003 ini
tidak jauh berbeda dengan pola pemukiman yang biasanya terdapat diperkotaan.
Kira – kira di huni 200 kepala keluarga. Rumah – rumah dengan luas yang tidak sama besarnya dan sebagian tata ruangnya sudah
baik. Sedangkan sebagian lagi masih perlu diperbaiki. Banyak rumah yang tidak
memiliki pekarangan ataupun halaman yang digunakan sebagai lahan hijau. Masih
terdapat beberapa lahan yang luas yang dimanfaatkan untuk kebun buah-buahan. Rapatnya
pemukiman didaerah ini membuat jalanan ber-conblock semakin sempit. Sehingga
akses agak sulit untuk rumah yang dalam gang-gang kecil dan yang merupakan jalan setapak yang hanya bisa
dilalui oleh motor, gerobak dan tentunya manusia. Hanya ada 1 jalan besar di
Jalan Lembang 2 yang merupakan gerbang untuk keluar masuk ke Lembang 2 baru, 3,
4, 5, dan 6. Sehingga jalan ini selalu ramai dilalui mobil, motor, dll.
Wilayah ini agak cukup tinggi yang
terlihat dari batas sungai yang ada. Wilayah pemukiman ini berada di atas
sungai di bawah dan sungai sama rata dengan RT lain. Sungai yang ada di wilayah
ini adalah anak sungai yang akan berujung di Sungai Cisadane. Keadaan umumnya
sudah tercemar dengan limbah pabrik, limbah pasar dan juga limbah rumah tangga.
Limbah pabrik yang membuang ke aliran sungai ini adalah pabrik tahu dan tempe.
Walaupun pabrik tersebut tidak berada di wilayah RT 003, tetapi limbah yang terbawa
sungai berdampak pula terhadap wilayah ini. Pada aliran sungai ini banyak
limbah pasar yang berupa sampah- sampah yang dibuang oleh pedagang yang nakal,
walaupun tidak semua pedagang seperti
itu. Banyak warga yang membuang air sisa MCK langsung teraliri ke sungai yang
menjadikan sungai berwarna keruh kecoklatan. Ada beberapa koveksi baju, tetapi limbahnya
tidak dibuang ke sungai. Selain itu ada beberapa warga yang menjadi peternak
ayam, bebek dan juga kambing. Kawasan peternakan tersebut memang agak bau dan
kotor.
Terkadang saat musim kemarau sungai
ini berwarna kehitaman dengan bau yang menyengat dan sangat menganggu
masyarakat sekitar. Terjadi pendangkalan terhadap sungai ini karena terlihat
begitu banyaknya lumpur. Sesekali ada warga yang mengangkuti lumpur dari dasar
sungai. Tidak ada warga yang memanfaatkan air sungai ini untuk MCK, karna
sebagian besar telah memiliki sumur masing – masing dalam rumah. Di sebagian
jalan sedang ada perbaikan pada pinggir jalan untuk membuat gorong-gorong untuk saluran air
hujan.
5.
Kegiatan yang Rutin
dilakukan
Banyak agenda yang direncanakan
tetapi tidak semua berjalan dengan baik dan lancar. Kegiatan yang terlihat
baik dalam ruang lingkup menjaga kelestarian lingkungan adalah pembuangan
sampah. Sebelumnya banyak warga yang buang sampah di pinggir sungai atau di
lahan kosong yang bukan semestinya untuk membuang sampah. Tetapi sekarang
setiap hari kecuali hari minggu ada seorang petugas yang mengambil sampah dari
warga secara door to door. Sampah ini akan di kumpulkan dan akan diangkut oleh
dinas kebersihan. Dan kegiatan ini terbukti efektif untuk menjaga kebersihan
lingkungan. Kegiatan ini dibebankan kepada warga untuk membayar sebesar Rp.
15.000,- /bulan.
Selain itu diadakan kerja bakti
dalam jangka waktu sebulan sekali. Biasanya kerja bakti ini lebih sering di
lakukan di masjid yang sedang dilalukan renovasi dan juga jalanan beserta selokan. Tetapi kerja bakti ini kurang barandil besar dalam pelaksanaan
melestarikan lingkungan karena hanya dilakukan sesekali saja. Salah satu cara
yang baik untuk memupuk tali silaturahmi, silodaritas dan jiwa gotong royong.
Yang paling pentinga adalah adanya upaya untuk mencintai lingkungan walaupun
hanya melakukan hal kecil tetapi dapat mengubah bumi kita yang sudah mamiliki
berbagai macam permasalahan.
6. Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat
Masyarakat wilayah ini beraneka ragam pekerjaannya mulai dari PNS,
wiraswasta, buruh, kuli bangunan, pengemudi dan banyak juga yang menganggur.
Dari keadaan sosial ekonominya ini dapat juga
terlihat bagaimana tempat tinggalnya. Misalnya seorang PNS yaitu Polisi dengan
jabatan yang cukup tinggi, kediamannya bersih, sehat dan nyaman karena memilki
pengetahuan yang baik tentang lingkungan. Sedangkan bagi pedagang yang
menggunakan gerobak biasanya rumahnya sanitasinya kurang baik, kumuh dan jarang
memperhatikan kebersihan. Padahal modal utama para pedagang adalah menjaga
kebersihan makanannya. Tetapi tidak semua pedagang berlaku seperti itu. Banyak
juga warga dengan pekerjaan seperti buruh atau kuli bangunan yang rumahnya juga
tidak memikili sanitasi yang baik sehingga rumahnya terasa bau dan juga lembab.
Tetapi keadaan sosial bukan menjadi jaminan mutlak bahwa rumah dan
lingkungannya akan baik, semua itu kembali lagi terhadap setiap warga. Apakah ia
peduli dengan kesehatan dirinya dan juga menjaga kelestarian lingkungan
sekitarnya.
7. Kepedulian Masyarakat terhadap Lingkungan
Masyarakat sekitar umumnya telah memiliki kesadaran akan pentingnya menjaga
alam sekitarnya. Dengan tidak lagi membuang sampah pada sungai dan menjaga
kebersihan lingkungannya. Tatpi tidak semua kepedulian itu di realisasikan
dengan kegiatan yang membantu kelestarian lingkungan. Hanya sadar saja tidak
cukup tetapi harus di realisasikan, itu hal yang penting.
8. Tanggapan Saya tentang Pengaruh Budaya Lokal
Terhadap Kelestarian Lingkungan
Menurut saya, lingkungan yang saya tempati sudah cukup baik. Walaupun ada
peternakan tetapi tidak terlalu dekat dengan rumah saya. Sungai saat sedang
musim kemarau tercium bau yang menyengat karena adanya limbah pada sungai
tersebut. Hal itu menjadi salah satu kelemahan lingkungan disini. Kegiatan
pengambilan sampah juga sudah berjalan dengan baik sehingga jarang ada warga RT
003 yang menbuang sampah ke sungai. Masyarakat harusnya lebih peduli terhadap
lingkungannya diman ia tinggal. Saya selaku mahasiswa harus bisa menjadi agent
of change dimulai dari ruang lingkup keluarga hingga RT misalnya. Karena orang
yang memiliki pendidikan yang baik dan tinggi, ia akan lebih peduli terhadap
lingkungannya dan juga peka terhadap perubahan alam yang terjadi.
Hasil Observasi Ruqoyah Fitria Annisaa
Budaya lokal dalam menjaga lingkungan di Jakarta
hampir sama, seperti dengan adanya kerja bakti dan penghijauan bahkan sampai
penanaman pohon obat-obatan, tidak jarang setiap rumah mempunyai pohon-pohon
besar di depan atau di belakang rumahnya, namun karena semakin banyak penduduk
dan para pendatang yang tinggal di Jakarta memberi dampak yang signifikan
terhadap lahan penghijauan menjadi pemukiman yang lebih padat. Dan sekarang
Jakarta menjadi tempat pemukiman yang paling diminati oleh warga Indonesia dan
meningkat pula pemukiman di daerah sekitar Jakarta seperti depok dan bogor.
Keadaan
yang terjadi membuat lahan penghijauan terganti dengan pemukiman warga, memang
sekarang jarang ditemukan rumah-rumah yang menanam pohon obat-obatan, tetapi
dalam masalah menjaga lingkungan seperti kerja bakti masih dilakukan setiap
pekannya oleh warga dan diarahkan dengan pihak RT dan jajaran RW. Dan sekarang
pun sudah ada kegiatan rutin dari kelurahan untuk setiap warga kerja bakti di
lingkungan tempat tinggalnya.
Tepatnya
daerah Bangka di Jakarta selatan selalu diadakan kerja bakti dan diadakan pula
pemantauan jentik-jentik setiap pekannya, tidak hanya itu, sekarang di Jakarta
sudah di wajibkan adanya daerah peresapan air disekitar perumahan mereka. Dalam
kegiatan kelurahanpun ada penanaman pohon di sekitar jalan, tapi yang
disayangkan penanamannya tidak dibarengi dengan pemeliharaan yang berlanjut.
Keadaan
lingkungan disini baik dalam kebersihannya karena sampah-sampah sudah diangkut
setiap malamnya dan adanya penyiraman tanaman setiap paginya, namun disini
kurang memaksimalkan sampah-sampah yang bisa didaur ulang atau dimanfaatkan
kembali dan belum adanya pemisahan antara sampah organik dan non organik.
Keadaan
sosial di daerah Bangka ini heterogen karena hampir setiap tahunnya datang para
pendatang yang mencari pekerjaan dan ada juga yang sudah diterima di Jakarta.
Keadaan sosial di daerah ini lebih banyak yang menengah ke bawah karena
kebanyakan pekerjaannya pedagang-pedagang kecil.
BAB III
KESIMPULAN
Menurut
kelompok kami kepedulian lingkungan di ketiga daerah tersebut, dan cukup baik
karena, di daerah tersebut juga dipengaruhi budaya lokal yaitu penanaman
pohon-pohon dan pembuangan sampah yang teratur dengan adanya kerja bakti yang
dilakukan oleh para warga setiap pekannya. Semoga kedepannya ada gerakan yang
memberi perubahan terhadap lingkungan.
Ada baiknya kami bisa mencontoh hal-hal baik dari ketiga daerah
tersebut, siapa lagi kalau bukan kita yang dapat memajukan dan menyehatkan
lingkungan yang kami huni sekarang ini, agar kelak bisa membawa manfa’at untuk
penerus kami nanti.