Kamis, 08 November 2012

Urbanisasi


Urbanisasi
"Urbanisasi" sebagai suatu gejala sosial tidak berdiri sendiri, tetapi erat pula hubungannya dengan aspek-aspek lainnya seperti misalnya bidang ekonomi, pendidikan, industrialisasi, transportasi, komunikasi dan sebagainya.
Pengertian Urbanisasi
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi adalah masalah yang cukup serius bagi kita semua. Persebaran penduduk yang tidak merata antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan sosial kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota yang signifikan tanpa didukung dan diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan, fasilitas umum, aparat penegak hukum, perumahan, penyediaan pangan, dan lain sebagainya tentu adalah suatu masalah yang harus segera dicarikan jalan keluarnya.
@CN_tower _toronto

A. Faktor Penarik Terjadinya Urbanisasi
  1. Kehidupan kota yang lebih modern
  2. Sarana dan prasarana kota lebih lengkap (transportasi yg mudah)
  3. Banyak lapangan pekerjaan di kota
  4. Pendidikan sekolah dan perguruan tinggi lebih baik dan berkualitas

B. Faktor Pendorong Terjadinya Urbanisasi
  1. Lahan pertanian semakin sempit
  2. Merasa tidak cocok dengan budaya tempat asalnya
  3. Menganggur karena tidak banyak lapangan pekerjaan di desa
  4. Terbatasnya sarana dan prasarana di desa
  5. Diusir dari desa asal
  6. Memiliki impian kuat menjadi orang kaya
C. Keuntungan Urbanisasi
  1. Memoderenisasikan warga desa
  2. Menambah pengetahuan warga desa
  3. Menjalin kerja sama yang baik antarwarga suatu daerah
  4. Mengimbangi masyarakat kota dengan masyarakat desa
D. Akibat urbanisasi
  1. Terbentuknya suburb tempat-tempat pemukiman baru dipinggiran kota
  2. Makin meningkatnya tuna karya (orang-orang yang tidak mempunyai pekerjaan tetap)
  3. Masalah perumahan yg sempit dan tidak memenuhi persyaratan kesehatan
  4. Lingkungan hidup tidak sehat, timbulkan kerawanan sosial dan kriminal
Sumber : id.wikipedia.org/wiki/Urbanisasi
@lalin_jakarta_raya
@rio_de_janeiro_pemandangan_pemukiman_akibat_urbanisasi

Dampak Urbanisasi
"Berbicara masalah "urbanisasi" sebenarnya tidak dapat kita lepaskan dari masalah kependudukan. Sebagaimana diketahui bahwa hubungan yang erat dan keterkaitan antara pertumbuhan penduduk yang cepat dengan masalah "urbanisasi".
Pada saat sekarang ini, salah satu masalah yang paling menonjol yang dihadapi dunia, adalah masalah kependudukan dengan segala aspek yang diakibatkannya terhadap kehidupan umat manusia.

"Urbanisasi" merupakan proses sosial dan proses kependudukan yang wajar. Namun demikian, "urbanisasi" dapat juga menimbulkan problema-problema seperti tuna karya, tuna wisma, tuna susila, kemacetan lalu lintas, kurangnya sarana kesehatan, sekolah, perumahan, pekerjaan, gangguan keamanan dan lain-lain di daerah perkotaan.

Faktor penyebab "urbanisasi" di suatu negara dengan negara lain agak berlainan, namun secara umum dapat dikatakan bahwa "urbanisasi" terjadi akibat ketimpangan keruangan (spitial imbalances) termasuk di dalamnya ketimpangan penduduk dan ekonomi.

Kota yang sedang membangun seringkali menyedot banyak tenaga kerja dari daerah pedesaan yang memang kelebihan tenaga untuk pekerjaan yang tidak menuntut skill. Bahkan seringkali orang asal pedesaan pergi ke kota karena lebih didorong oleh keadaan desa mereka yang tidak dapat lagi memberikan jaminan hidup yang layak.

Bagi kota yang mulai padat penduduknya, maka pertambahan penduduk setiap tahun jauh melampaui kemungkinan kesempatan kerja, sehingga keadaan ini akan menimbulkan banyak pengangguran.

Solusi Urbanisasi
Selain langkah-langkah tersebut di atas, juga dapat dilaksanakan berbagai upaya preventif yang dapat mencegah terjadinya "urbanisasi", antara lain:
1. Mengantisipasi perpindahan penduduk dari desa ke kota, sehingga "urbanisasi" dapat ditekan.
2. Memperbaiki tingkat ekonomi daerah pedesaan, sehingga mereka mampu hidup dengan penghasilan yang diperoleh di desa.
3. Meningkatan fasilitas pendidikan, kesehatan dan rekreasi di daerah pedesaan, sehingga membuat mereka kerasan 'betah' tinggal di desa mereka masing-masing.
4. Dan langkah-langkah lain yang kiranya dapat mencegah mereka untuk tidak berbondong-bondong berpindah ke kota.
Berbagai langkah tersebut di atas akan dapat dilaksanakan apabila ada jalinan kerja sama yang baik antara masyarakat dan pihak pemerintah. Dalam hal ini partisipasi aktif masyarakat sangat diperlukan, sehingga program-program pembangunan akan berjalan lebih tertib dan lancar. Dan tujuan pembangunan nasional yaitu pembangunan manusia Indonesia seutuhnya sebagai suatu ethopia atau cita-cita belaka. 
@chicago in 1820 with population 15
@chicago in 1820 with population 55.000
@chicago in 1820 with population 1.698.575

Pengertian Urbanisasi


Pengertian Urbanisasi Menurut Para Ahli

  1. Menurut J.H. De Goede Urbanisasi diartikan sebagaiproses pertambahan penduduk pada suatu wilayahperkotaan (urban) ataupun proses transformasi suatuwilayah berkarakter perdesaan (rural) menjadi urban.Menurut Kantsebovskaya (1976) Urbanisasi merupakan gejala, atau proses yang sifatnya multi-sektoral, baikditinjau dari sebab maupun akibat yang ditimbulkan.
  2. Urbanisasi dapat diartikan sebagai pertambahanpenduduk perkotaan (Shryyock dan Siegel, 1976)

PengertianUrbanisasi Dari BeberapaDisiplin Ilmu

Ø  Perspektif ilmu pengetahuan social melihaturbanisasi sebagai tambahan proses-prosesyang bersifat kekotaan.
Ø  Perspektif ilmu kependudukan, definisiurbanisasi berarti persentase penduduk yangtinggal di daerah perkotaan.

Dari Beberapa Pengertian di atas Dapat Disimpulkan Bahwa :
Urbanisasi merupakan suatu proses menujukekotaan dari rural menjadi urban, baik menyangkut kehidupan social ataupun pertambahan jumlah persentase penduduk diperkotaan yang diakibatkan oleh migrasi dari desake kota, pertumbuhan penduduk alami (natalitas), dan reklasifikasi desa perdesaan menjadi desa perkotaan, hal tersebut dapat berdampak pada perubahan ekonomi, social, kebudayaan, psikologi masyarakat serta fisik (wilayah).

Ilmu Alamiah Dasar - Air Sadah

IBSN : Air Sadah

Pernahkah anda memperhatikan dasar ketel yang selalu anda gunakan untuk memasak air? Semakin lama dasar ketel tersebut akan semakin tebal. Mengapa? Kerak yang terbentuk pada dasar ketel akan menyebabkan penghantaran panas terhambat, sehingga untuk memanaskan air akan membutukan pemanasan yang lebih lama.

Kerak yang terbentuk pada dasar ketel disebabkan oleh air sadah. Air sadah adalah air yang mengandung ion Ca2+ atau Mg2+. Air sadar bukan merupakan air yang berbahaya, karena memang ion-ion tersebut dapat larut dalam air. Akan tetapi dengan kadar Ca2+ yang tinggi akan menyebabkan air menjadi keruh.

Walaupun tidak berbahaya, ternyata air sadah dapat menyebabkan beberapa kerugian, antara lain :

Sabun menjadi kurang berbuih. Hal ini terjadi karena ion Ca2+ atau Mg2+ dapat bereaksi dengan sabun membentuk endapan.

Ca2+ (aq) + 2RCOONa (aq) –> Ca(RCOO)2 (s) + 2Na+ (aq)

Dengan terbentuknya endapan, maka fungsi sabun sebagai pengikat kotoran menjadi kurang atau bahkan tidak efektif. Sabun akan berbuih kembali setelah semua ion Ca2+ atau Mg2+ yang terdapat dalam air mengendap. Lain halnya dengan detergen, detergen tidak bereaksi dengan ion Ca2+ atau Mg2+ sehingga detergen tidak terpengaruh oleh air sadah.

Air sadah dapat menyebabkan terbentuknya kerak pada dasar ketel yang selalu digunakan untuk memanaskan air. Sehingga untuk memanaskan air tersebut diperlukan pemanasan yang lebih lama. Hal ini merupakan pemborosan energi. Timbulnya kerak pada pipa uap dapat menyebabkan penyumbatan sehingga dikhawatirkan pipa tersbut akan meledak.

Air sadah digolongkan menjadi dua jenis, berdasarkan jenis anion yang diikat oleh kation (Ca2+ atau Mg2+), yaitu air sadah sementara dan air sadah tetap.

Air sadah sementara
Air sadah sementara adalah air sadah yang mengandung ion bikarbonat (HCO3-), atau boleh jadi air tersebut mengandung senyawa kalsium bikarbonat (Ca(HCO3)2) dan atau magnesium bikarbonat (Mg(HCO3)2). Air yang mengandung ion atau senyawa-senyawa tersebut disebut air sadah sementara karena kesadahannya dapat dihilangkan dengan pemanasan air, sehingga air tersebut terbebas dari ion Ca2+ dan atau Mg2+. Dengan jalan pemanasan senyawa-senyawa tersebut akan mengendap pada dasar ketel. Reaksi yang terjadi adalah : Ca(HCO3)2 (aq) –> CaCO3 (s) + H2O (l) + CO2 (g)

Air sadah tetap
Air sadah tetap adalah air sadah yang mengadung anion selain ion bikarbonat, misalnya dapat berupa ion Cl-, NO3- dan SO42-. Berarti senyawa yang terlarut boleh jadi berupa kalsium klorida (CaCl2), kalsium nitrat (Ca(NO3)2), kalsium sulfat (CaSO4), magnesium klorida (MgCl2), magnesium nitrat (Mg(NO3)2), dan magnesium sulfat (MgSO4). Air yang mengandung senyawa-senyawa tersebut disebut air sadah tetap, karena kesadahannya tidak bisa dihilangkan hanya dengan cara pemanasan. Untuk membebaskan air tersebut dari kesadahan, harus dilakukan dengan cara kimia, yaitu dengan mereaksikan air tersebut dengan zat-zat kimia tertentu. Pereaksi yang digunakan adalah larutan karbonat, yaitu Na2CO3 (aq) atau K2CO3 (aq). Penambahan larutan karbonat dimaksudkan untuk mengendapkan ion Ca2+ dan atau Mg2+.
CaCl2 (aq) + Na2CO3 (aq) –> CaCO3 (s) + 2NaCl (aq)
Mg(NO3)2 (aq) + K2CO3 (aq) –> MgCO3 (s) + 2KNO3 (aq)
Dengan terbentuknya endapan CaCO3 atau MgCO3 berarti air tersebut telah terbebas dari ion Ca2+ atau Mg2+ atau dengan kata lain air tersebut telah terbebas dari kesadahan.

Pada industri yang menggunakan ketel uap, air yang digunakan harus terbebas dari kesadahan. Proses penghilangan kesadahan air yang sering dilakukan pada industri-industri adalah melalui penyaringan dengan menggunakan zat-zat sebagai berikut :

Resin pengikat kation dan anion. Resin adalah zat polimer alami ataupun sintetik yang salah satu fungsinya adalah dapat mengikat kation dan anion tertentu. Secara teknis, air sadah dilewatkan melalui suatu wadah yang berisi resin pengikat kation dan anion, sehingga diharapkan kation Ca2+ dan Mg2+ dapat diikat resin. Dengan demikian, air tersebut akan terbebas dari kesadahan.

Zeolit memiliki rumus kimia Na2(Al2SiO3O10).2H2O atau K2(Al2SiO3O10).2H2O. zeolit mempunyai struktur tiga dimensi yang memiliki pori-pori yang dapat dikewati air. Ion Ca2+ dan Mg2+ akan ditukar dengan ion Na+ dan K+ dari zeolit, sehingga air tersebut terbebas dari kesadahan.

Cara paling mudah untuk mengetahui air yang selalu anda gunakan adalah air sadar atau bukan dengan menggunakan sabun. Ketika air yang anda gunakan adalah air sadah, maka sabun akan sukar berbiuh, kalaupun berbuih, berbuihnya sedikit. Kemudian untuk mengetahui jenis kesadahan air adalah dengan pemanasan. Jika ternyata setelah dilakukan pemanasan, sabun tetap sukar berbuih, berarti air yang anda gunakan adalah air sadah tetap.

Untuk menghilangkan kesadahan sementara ataupun kesadahan tetap pada air yang anda gunakan di rumah dapat dilakukan dengan menggunakan zeolit. Anda cukup menyediakan tong yang dapat menampung zeolit. Pada dasar tong sudah dibuat keran. Air yang akan anda gunakan dilewatkan pada zeolit terlebih dahulu. Air yang telah dilewatkan pada zeolit dapat anda gunakan untuk keperluan rumah tangga, spserti mencuci, mandi dan keperluan masak.

Zeolit memiliki kapasitas untuk menukar ion, artinya anda tidak dapat menggunakan zeolit yang sama selamanya. Sehingga pada rentang waktu tertentu anda harus menggantinya.

PENGARUH BUDAYA LOKAL TERHADAP KELESTARIAN LINGKUNGAN


PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN HIDUP
PENGARUH BUDAYA LOKAL TERHADAP KELESTARIAN LINGKUNGAN

Kelompok 4 :
1.      Denara Nurul TK (1110015000004)
2.      Oni Restiawati (1110015000023)
3.      Ruqoyah F.A (1110015000026)
4.      Ayu Nissa P.N (1110015000034)
5.      Frisca Fauzia (1110015000038)

JURUSAN PENDIDIKAN IPS III C
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2011

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat dan salam kami sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang dengan izin Allah telah membawa kita dari zaman kebodohan ke zaman  yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai salah satu bahan penunjang materi pembelajaran “Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup”. Melalui makalah ini kami mencoba memberikan penjelasan mengenai “Pengaruh Budaya Lokal Terhadap Kelestarian Lingkungan”. Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Dr. Faridal Arkam M.Pd  sebagai Dosen Mata Kuliah Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH).
Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca semua. Dengan kata lain dapat memahami tentang bagaimana pengaruh budaya lokal terhadap kelestarian lingkungan yang kami lakukan observasi pada lingkungan kami. Sebagai manusia biasa, kami tidak luput dari kesalahan. Kami mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini.




Ciputat, 29 Desember 2011

Penyusun


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara dengan memiliki banyak pulau dengan kekayaan sumber daya alam yang beraneka ragam. Karena Indonesia merupakan Negara kepulauan sudah tentu sangat beragam pula masalah yang akan ditimbulkan oleh negeri ini. Masalah lingkungan yang sering menjadi pokok permasalahan bangsa ini, permasalahan ini tidak pernah ada habisnya. Saat masalah yang lain belum selesai, timbul permasalahan baru. Permasalahan ini biasa terjadi karena pendekatan penggunaan teknologi dalam rangka eksploitasi sumber daya alam sebagai bahan baku produksi yang kurang memperhatikan lingkungan.
Dengan dibuatnya makalah ini, kami mengadakan observasi kecil terhadap lingkungan yang kami tempati sebagai sampel dari makalah Pendidikan Kependudukan Lingkungan Hidup. Wilayah observasi hanya mencakup sebagian kecil Indonesia yaitu dari tingkat RT (Rukun Tetangga). Observasi bertujuan untuk mengetahui bagaimana keadaan lingkungan disekitar kami dan  mengamati juga bagaimana penduduk setempat berperan aktif dalam melestarikan lingkungannya. Program-program kerja yang dicanangkan biasanya banyak yang berkaitan dengan lingkungan hidup.

B.     Rumusan Masalah
1.      Dimanakah letak wilayah yang dijadikan observasi?
2.      Bagaimanakah Struktur keprmerintahan dalam Tingkat RT tersebut?
3.      Adakah warga yang dijadikan Tokoh Masyarakat karena peran pentingnya dalam daerah tersebut?
4.      Bagaimanakan keadaan lingkunngan hidup daerah tersebut?
5.      Apa sajakah kegiatan yang sering dilakukan masyarakat setempat dalam melestarikan lingkungan hidup?
6.      Bagaimanakah keadaan sosial ekonomi masyarakat daerah setempat?
7.      Bagaimanakah kepedulian masyarakat terhadap  lingkungan disekitarnya?
8.      Bagaimanakah tanggapan pemakalah tentang pengaruh budaya lokal terhadap kelestarian lingkungan?

C.     Tujuan Masalah
1.      Untuk mengetahui letak wilayah yang dijadikan observasi.
2.      Untuk mengetahui Struktur keprmerintahan dalam Tingkat RT tersebut.
3.      Untuk mengetahui warga yang dijadikan Tokoh Masyarakat karena peran pentingnya dalam daerah tersebut.
4.      Untuk mengetahui keadaan lingkungan hidup daerah tersebut.
5.      Untuk mengetahui kegiatan yang sering dilakukan masyarakat setempat dalam melestarikan lingkungan hidup.
6.      Untuk mengetahui keadaan sosial ekonomi masyarakat daerah setempat.
7.      Untuk mengetahui kepedulian masyarakat terhadap  lingkungan disekitarnya.
8.      Untuk mengetahui tanggapan pemakalah tentang pengaruh budaya lokal terhadap kelestarian lingkungan.










BAB II
PEMBAHASAN

Hasil Observasi Denara Nurul Titiankasih & Ayu Nissa Puspa Negara
Description: Foto0991.jpg

Hunian yang asri, teduh, aman dan nyaman adalah impian semua keluarga, karna istilah “Rumahku Surga ku” itu bisa dikatakan kebenaran, dimana sebuah rumah atau tempat tinggal sangatlah penting untuk manusia pada umumnya. Tak kalah pentingnya juga sebuah Lingkungan atau daerah yang ada di sekelilinhnya, karna dari lingkungan itulah pembentukan perkembangan sebuah karakter akan terbentuk, baik atau tidak nya bisa di lihat dari lingkungan itu sendiri.
Di sini saya melakukan observasi, sebuah hunian yang asri dan nyaman bernama “Perumahan Villa Pertiwi” yang mana letak  strategisnya berada di Jln. Raya Bogor Kecamatan.Cilodong  Kelurahan.Sukamaju Kota Depok Rt05/Rw013. Untuk memudahkan komunikasi dan sosialisasi antar warga di bentuk kepengurusan RT dan RW, pada tingkatan Rw 013 di kepalai oleh Bapak H. Sugiono sedangkan dalam wilayah Rt 05 di kepalai oleh Bapak Triwaluyo untuk Bendahara RT sendiri di pegang oleh Bapak Zaenal dan Sekretaris RT di pegang oleh Bapak Sugianto. Selain para pengurus tersebut terdapat juga istilah tokoh masyarakat, di sini yang di lihat sebagai contoh yang baik untuk masyarakat ialah Bapak H.Ombang yang biasa di anggap Ustadz setempat, begitu juga dengan Bapak Topik dan Bapak Zainal yang di kenal sebagai petua atau penasehat di sini. Pada umumnya latar belakang ekonomi di perumahan ini tergolong sejahtera, rata-rata pekerjaan nya ialah Pegawai Negri Sipil, Pegawai dan Karyawan (PAM dan PLN).
Untuk kegiatannya sendiri di perumahan ini bisa di bilang sangat aktif dan kreatif, kegiatan-kegiatan yang positif dan bermanfaa’at selalu rutin di adakan baik yang bernilai religi, sosial, kesehatan, maupun kebersihan dan kepedulian terhadap lingkungan hidup.
Kegiatan sosial dan religi:
v  Kerja bakti setiap minggu nya.
v  Setiap minngu nya di adakan olahraga bersama di balewarga dan juga senam sehat khusus ibu-ibu setiap hari selasa dan kamis sore.
v  Mengadakan arisan bapak-bapak dan ibu-ibu.
v  Setiap hari perayaan di adakan acara, seperti perayaan 17 Agustus, perayaan Hari Ibu, perayaan Isra’ mi’raj dll.
v  Para remaja Karang Taruna juga aktif dan Kreatif.
v  Mengadakan Majlis Ta’lim tiap minggu nya, anak-anak, remaja, dan orang tua.
v  Koprasi masyarakat.
Kegiatan kesehatan dan kepedulian terhadap Lingkungan Hidup:
v  Mengadakan peninjauan Lingkungan apotik hidup.
v  Mewajibkan penanamantumbuh-tumbuhan pada tiap-tiap rumah.
v  Posyandu.
v  Pembagian obat anti Kaki Gajah setiap bulannya.

Kepedulian masyarakat setempat dengan lingkungan sekitarnya sudah hampir 95% di lihat dari kekompakan tiap-tiap individu nya, sehingga bisa menciptakan Lingkungan mereka menjadi aman, nyaman, tentram dan teduh ( dari segi lingkungannya). Karna kekompakan nya itulah tercipta suasana lingkungan yang sehat dan bersih. Terbukti dengan adanya kegiatan-kegiatan yang mengandung unsur kesehatan dan kebersihan tersebut.


Hasil Observasi Oni Restiawati & Frisca Fauzia Khairunnissa
1.      Letak Wilayah Observasi
Jalan Lembang 2 Lama RT.003/03
Kelurahan Sudimara Barat
Kecamatan Ciledug
Kota Tangerang
Provinsi banten

2.      Sruktur Kepemerintahan Tingkat RT
Ketua RW : Kusnadi
Ketua RT : Cecep Supriadi

3.      Tokoh Masyarakat
a.       Drs. Ngadiyat
b.      Sodri Kurniawan S.Ag
c.       Drs. H. Misik Natari
d.      H. Alwanih
e.       H. Asmawi

4.      Keadaan Lingkungan RT Setempat
Lingkungan dalam kawasan RT 003 ini tidak jauh berbeda dengan pola pemukiman yang biasanya terdapat diperkotaan. Kira – kira di huni 200 kepala keluarga. Rumah – rumah dengan luas yang tidak sama besarnya dan  sebagian tata ruangnya sudah baik. Sedangkan sebagian lagi masih perlu diperbaiki. Banyak rumah yang tidak memiliki pekarangan ataupun halaman yang digunakan sebagai lahan hijau. Masih terdapat beberapa lahan yang luas yang dimanfaatkan untuk kebun buah-buahan. Rapatnya pemukiman didaerah ini membuat jalanan ber-conblock semakin sempit. Sehingga akses agak sulit untuk rumah yang dalam gang-gang kecil  dan yang merupakan  jalan setapak yang hanya bisa dilalui oleh motor, gerobak dan tentunya manusia. Hanya ada 1 jalan besar di Jalan Lembang 2 yang merupakan gerbang untuk keluar masuk ke Lembang 2 baru, 3, 4, 5, dan 6. Sehingga jalan ini selalu ramai dilalui mobil, motor, dll.

Wilayah ini agak cukup tinggi yang terlihat dari batas sungai yang ada. Wilayah pemukiman ini berada di atas sungai di bawah dan sungai sama rata dengan RT lain. Sungai yang ada di wilayah ini adalah anak sungai yang akan berujung di Sungai Cisadane. Keadaan umumnya sudah tercemar dengan limbah pabrik, limbah pasar dan juga limbah rumah tangga. Limbah pabrik yang membuang ke aliran sungai ini adalah pabrik tahu dan tempe. Walaupun pabrik tersebut tidak berada di wilayah RT 003, tetapi limbah yang terbawa sungai berdampak pula terhadap wilayah ini. Pada aliran sungai ini banyak limbah pasar yang berupa sampah- sampah yang dibuang oleh pedagang yang nakal, walaupun tidak semua  pedagang seperti itu. Banyak warga yang membuang air sisa MCK langsung teraliri ke sungai yang menjadikan sungai berwarna keruh kecoklatan. Ada beberapa koveksi baju, tetapi limbahnya tidak dibuang ke sungai. Selain itu ada beberapa warga yang menjadi peternak ayam, bebek dan juga kambing. Kawasan peternakan tersebut memang agak bau dan kotor.

Terkadang saat musim kemarau sungai ini berwarna kehitaman dengan bau yang menyengat dan sangat menganggu masyarakat sekitar. Terjadi pendangkalan terhadap sungai ini karena terlihat begitu banyaknya lumpur. Sesekali ada warga yang mengangkuti lumpur dari dasar sungai. Tidak ada warga yang memanfaatkan air sungai ini untuk MCK, karna sebagian besar telah memiliki sumur masing – masing dalam rumah. Di sebagian jalan sedang ada perbaikan pada pinggir jalan untuk membuat gorong-gorong untuk saluran air hujan.


5.      Kegiatan yang Rutin dilakukan
Banyak agenda yang direncanakan tetapi tidak semua berjalan dengan baik dan lancar. Kegiatan yang terlihat baik dalam ruang lingkup menjaga kelestarian lingkungan adalah pembuangan sampah. Sebelumnya banyak warga yang buang sampah di pinggir sungai atau di lahan kosong yang bukan semestinya untuk membuang sampah. Tetapi sekarang setiap hari kecuali hari minggu ada seorang petugas yang mengambil sampah dari warga secara door to door. Sampah ini akan di kumpulkan dan akan diangkut oleh dinas kebersihan. Dan kegiatan ini terbukti efektif untuk menjaga kebersihan lingkungan. Kegiatan ini dibebankan kepada warga untuk membayar sebesar Rp. 15.000,- /bulan.

Selain itu diadakan kerja bakti dalam jangka waktu sebulan sekali. Biasanya kerja bakti ini lebih sering di lakukan di masjid yang sedang dilalukan renovasi dan juga jalanan beserta selokan. Tetapi kerja bakti ini kurang barandil besar dalam pelaksanaan melestarikan lingkungan karena hanya dilakukan sesekali saja. Salah satu cara yang baik untuk memupuk tali silaturahmi, silodaritas dan jiwa gotong royong. Yang paling pentinga adalah adanya upaya untuk mencintai lingkungan walaupun hanya melakukan hal kecil tetapi dapat mengubah bumi kita yang sudah mamiliki berbagai macam permasalahan.

6.      Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat
Masyarakat wilayah ini beraneka ragam pekerjaannya mulai dari PNS, wiraswasta, buruh, kuli bangunan, pengemudi dan banyak juga yang menganggur.
Dari keadaan sosial ekonominya ini dapat juga terlihat bagaimana tempat tinggalnya. Misalnya seorang PNS yaitu Polisi dengan jabatan yang cukup tinggi, kediamannya bersih, sehat dan nyaman karena memilki pengetahuan yang baik tentang lingkungan. Sedangkan bagi pedagang yang menggunakan gerobak biasanya rumahnya sanitasinya kurang baik, kumuh dan jarang memperhatikan kebersihan. Padahal modal utama para pedagang adalah menjaga kebersihan makanannya. Tetapi tidak semua pedagang berlaku seperti itu. Banyak juga warga dengan pekerjaan seperti buruh atau kuli bangunan yang rumahnya juga tidak memikili sanitasi yang baik sehingga rumahnya terasa bau dan juga lembab. Tetapi keadaan sosial bukan menjadi jaminan mutlak bahwa rumah dan lingkungannya akan baik, semua itu kembali lagi terhadap setiap warga. Apakah ia peduli dengan kesehatan dirinya dan juga menjaga kelestarian lingkungan sekitarnya.

7.      Kepedulian Masyarakat terhadap Lingkungan
Masyarakat sekitar umumnya telah memiliki kesadaran akan pentingnya menjaga alam sekitarnya. Dengan tidak lagi membuang sampah pada sungai dan menjaga kebersihan lingkungannya. Tatpi tidak semua kepedulian itu di realisasikan dengan kegiatan yang membantu kelestarian lingkungan. Hanya sadar saja tidak cukup tetapi harus di realisasikan, itu hal yang penting.

8.      Tanggapan Saya tentang Pengaruh Budaya Lokal Terhadap Kelestarian Lingkungan
Menurut saya, lingkungan yang saya tempati sudah cukup baik. Walaupun ada peternakan tetapi tidak terlalu dekat dengan rumah saya. Sungai saat sedang musim kemarau tercium bau yang menyengat karena adanya limbah pada sungai tersebut. Hal itu menjadi salah satu kelemahan lingkungan disini. Kegiatan pengambilan sampah juga sudah berjalan dengan baik sehingga jarang ada warga RT 003 yang menbuang sampah ke sungai. Masyarakat harusnya lebih peduli terhadap lingkungannya diman ia tinggal. Saya selaku mahasiswa harus bisa menjadi agent of change dimulai dari ruang lingkup keluarga hingga RT misalnya. Karena orang yang memiliki pendidikan yang baik dan tinggi, ia akan lebih peduli terhadap lingkungannya dan juga peka terhadap perubahan alam yang terjadi.


Hasil Observasi Ruqoyah Fitria Annisaa
Budaya lokal dalam menjaga lingkungan di Jakarta hampir sama, seperti dengan adanya kerja bakti dan penghijauan bahkan sampai penanaman pohon obat-obatan, tidak jarang setiap rumah mempunyai pohon-pohon besar di depan atau di belakang rumahnya, namun karena semakin banyak penduduk dan para pendatang yang tinggal di Jakarta memberi dampak yang signifikan terhadap lahan penghijauan menjadi pemukiman yang lebih padat. Dan sekarang Jakarta menjadi tempat pemukiman yang paling diminati oleh warga Indonesia dan meningkat pula pemukiman di daerah sekitar Jakarta seperti depok dan bogor.
Keadaan yang terjadi membuat lahan penghijauan terganti dengan pemukiman warga, memang sekarang jarang ditemukan rumah-rumah yang menanam pohon obat-obatan, tetapi dalam masalah menjaga lingkungan seperti kerja bakti masih dilakukan setiap pekannya oleh warga dan diarahkan dengan pihak RT dan jajaran RW. Dan sekarang pun sudah ada kegiatan rutin dari kelurahan untuk setiap warga kerja bakti di lingkungan tempat tinggalnya.
Tepatnya daerah Bangka di Jakarta selatan selalu diadakan kerja bakti dan diadakan pula pemantauan jentik-jentik setiap pekannya, tidak hanya itu, sekarang di Jakarta sudah di wajibkan adanya daerah peresapan air disekitar perumahan mereka. Dalam kegiatan kelurahanpun ada penanaman pohon di sekitar jalan, tapi yang disayangkan penanamannya tidak dibarengi dengan pemeliharaan yang berlanjut.
Keadaan lingkungan disini baik dalam kebersihannya karena sampah-sampah sudah diangkut setiap malamnya dan adanya penyiraman tanaman setiap paginya, namun disini kurang memaksimalkan sampah-sampah yang bisa didaur ulang atau dimanfaatkan kembali dan belum adanya pemisahan antara sampah organik dan non organik.
Keadaan sosial di daerah Bangka ini heterogen karena hampir setiap tahunnya datang para pendatang yang mencari pekerjaan dan ada juga yang sudah diterima di Jakarta. Keadaan sosial di daerah ini lebih banyak yang menengah ke bawah karena kebanyakan pekerjaannya pedagang-pedagang kecil.





BAB III
KESIMPULAN

Menurut kelompok kami kepedulian lingkungan di ketiga daerah tersebut, dan cukup baik karena, di daerah tersebut juga dipengaruhi budaya lokal yaitu penanaman pohon-pohon dan pembuangan sampah yang teratur dengan adanya kerja bakti yang dilakukan oleh para warga setiap pekannya. Semoga kedepannya ada gerakan yang memberi perubahan terhadap lingkungan.
Ada baiknya kami bisa mencontoh hal-hal baik dari ketiga daerah tersebut, siapa lagi kalau bukan kita yang dapat memajukan dan menyehatkan lingkungan yang kami huni sekarang ini, agar kelak bisa membawa manfa’at untuk penerus kami nanti.