Kamis, 08 November 2012

Salinitas Air Laut


SALINITAS AIR LAUT

Nama   : Ayu Nissa                                  Kelas   : 4C/Geo.
NIM     : 1110015000034                          Email   : negaraayu@yahoo.com



Konsentrasi rata-rata seluruh garam yang terdapat di dalam air laut dikenal dengan salinitas. Konsentrasi ini biasanya sebesar 3% (tiga persen) dari berat seluruhny amereka biasanya disebut sebagai bagian perseribu atau biasa ditulis dengan 35 °/∞. Konsentrasi gara-garaman ini jumlahnya relative sama dalam setiap contoh-contoh air laut, sekalipun mereka diambil dari tempat yang berbeda di seluruh dunia. Oleh karena itu tidak diperlukan mengukur seluruh salinitas dari contoh-contoh setiap kali. Dalam hal ini sudah cukup menghitung salinitas pada satu daerah saja dan dari hasil pengukuran ini dapat dipakai untuk menentukan salinitas dari daerah-daerah lain. Cara yang biasa digunakan untuk menetukan salinitas adalah dengan menghitung jumlah kadar klor yang ada dalam satu sampel (chlorinitas).

Persamaan tahun 1902 di atas akan memberikan harga salinitas sebesar 0,03o/oo jika klorinitas sama dengan nol dan hal ini sangat menarik perhatian dan menunjukkan adanya masalah dalam sampel air yang digunakan untuk pengukuran laboratorium. Oleh karena itu, pada tahun 1969 UNESCO memutuskan untuk mengulang kembali penentuan dasar hubungan antara klorinitas dan salinitas dan memperkenalkan definisi baru yang dikenal sebagai salinitas absolut.

Pengertian salinitas air yang sangat mudah dipahami adalah jumlah kadar garam yang terdapat pada suatu perairan. Hal ini dikarenakan salinitas air ini merupakan gambaran tentang padatan total didalam air setelah semua karbonat dikonversi menjadi oksida, semua bromida dan iodida digantikan oleh chlorida dan semua bahan organik telah dioksidasi. ( Definisi Salinitas air )
Pengertian salinitas air yang lainnya adalah jumlah segala macam garam yang terdapat dalam 1000 gr air contoh. Garam-garam yang ada di air payau atau air laut pada umumnya adalah Na, Cl, NaCl, MgSO4 yang menyebabkan rasa pahit pada air laut, KNO3 dan lainlain. ( Definisi Salinitas air )
Salinitas air dapat dilakukan pengukuran dengan menggunakan alat yang disebut dengan Refraktometer atau salinometer ( Alat Pengukur Salinitas Air ). Satuan untuk pengukuran salinitas air adalah satuan gram per kilogram (ppt) atau promil (o/oo). Nilai salinitas air untuk perairan tawar biasanya berkisar antara 0–5 ppt ( Salinitas air Tawar ), perairan payau biasanya berkisar antara 6–29 ppt ( Salinitas air Payau ) dan perairan laut berkisar antara 30–35 ppt. ( Salinitas air Laut ). (GUSRINA, BUDIDAYA IKAN JILID 1)
Salinitas merupakan jumlah dari seluruh garam-garaman dalam gram pada setiap kilogram air laut. Secara praktis, adalah susah untuk mengukur salinitas di laut, oleh karena itu penentuan harga salinitas dilakukan dengan meninjau komponen yang terpenting saja yaitu klorida (Cl). Kandungan klorida ditetapkan pada tahun 1902 sebagai jumlah dalam gram ion klorida pada satu kilogram air laut jika semua halogen digantikan oleh klorida. Penetapan ini mencerminkan proses kimiawi titrasi untuk menentukan kandungan klorida. Jumlah kadar garam terlarut (gram) dalam 1 kg air laut.
Air laut mengandung 3,5% garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan partikel-partikel tak terlarut. Keberadaan garam-garaman mempengaruhi sifat fisis air laut (seperti: densitas, kompresibilitas, titik beku, dan temperatur dimana densitas menjadi maksimum) beberapa tingkat, tetapi tidak menentukannya. Beberapa sifat (viskositas, daya serap cahaya) tidak terpengaruh secara signifikan oleh salinitas. Dua sifat yang sangat ditentukan oleh jumlah garam di laut (salinitas) adalah daya hantar listrik (konduktivitas) dan tekanan osmosis. (http://oseanografi.blogspot.com/2005/07/salinitas-air-laut.html)
Salinitas air laut, perubahan iklim, perubahan suhu, dan ombak keras menjadi factor degradasi sumber daya pesisir dan laut. (http://www.bakosurtanal.go.id/bakosurtanal/hampir-10-000-ha-hutan-bakau-ntt-rusak/)
Hampir semua organisme laut hanya dapat hidup pada daerah-daerah yang mempunyai perubahan salinitas yang sangat kecil. Daerah estuarian adalah suatu daerah dimana kadar salinitasnya berkurang, karena adanya sejumlah air tawar yang masuk yang berasal dari sungai-sungai dan juga disebabkan oleh terjadinya pasang surut di daerah ini. Akibatnya daerah ini merupakan suatu tempat yang sulit untuk dapat didiami, sehingga mereka merupakan suatu tempat yang hanya dapat dihuni oleh organsme-organisme tertentu yang telah menysuaikan diri dengan kondisi ini.
Salinitas bersifat lebih stabil di lautan terbuka, walaupun di beberapa tempat kadang-kadang mereka menunjukkan adanya fluktuasi perubahan. Sebagai contoh, salinitas permukaan di perairan laut mediterania dan laut merah kadang-kadang bisa mencapai 39 °/∞ dan 41 °/∞ yang disebabkan karena banyaknya air yang hilang akibat dari besarnya curah hujan. (Sahala Hutabarat, 2008: hal.55-56)
Fenomena alam yang terjadi di pertemuan laut Mediterania dengan laut Atlantik di selat Gilbraltar (selat Jabal Thariq) telah di rekamkan dalam firman allah, Q. S. Ar Rahman:
“Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tak dapat dilampaui oleh masing-masing” (Q. S. 55: 19-20)
Dalam firmannya tersebut allah SWT menjelaskan bahwa meskipun kedua lautan tersebut sama-sama mengalir, berwujud air dan sama-sama yang asin, tapi antara keduanya tidak dapat bercampur satu sama lain seolah-olah ada batas yang tak akan terlapaui. Dalam penelitian modern bidang oceanografi ternyata membuktikan bahwa batas yang menghalangi ke dua lautan tersebut tak dapat bercampur karna adanya perbedaan salinitas (kadar garam), densitas (kepadatan) dan suhu dari keduanya. (Al-Qur’an karim)











DAFTAR PUSTAKA


Ø  GUSRINA, BUDIDAYA IKAN JILID 1
Ø  Hutabarat, sahala,. 2008. Pengantar Oseanografi, Universitas Indonesia, Jakarta.
Ø  Al-Qur’an Karim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar